Blog ADEKA Edu Toys & Craft

Agar Anak Tidak Mudah Bosan

Agar Anak Tidak Mudah Bosan dengan Mainannya

Wah…saya sudah sering dengar alasan dari para customer yang berkata “paling nanti dilempar-lempar atau ditelantarin, mba/mas…” setiap kali penawaran mainan edukasi saya (atau suami) di’tolak’.

Jujur, sebenarnya ‘ditolak’ itu hal yang sangat biasa (dalam dunia bisnis 😛 ), yang justru gak biasa, kalo masalah ‘melempar mainan’ itu yang dijadikan alasannya. Setau saya, manusia dilahirkan gak bawa apa-apa, hihihi…, so wajar kan kalo anak (apalagi yang masih batita) gak ngerti bahwa mainan itu apa, harus diapain, atau gimana lainnya, ujung-ujungnya ya digigitin, dilempar, ditolak atau yang lebih kreatif lagi kayak yang dilakukan anak saya, Akira 19 bulan, disembunyikan!

Lebih prihatin lagi, kalo ada orangtua yang beranggapan kalo mainan yang ‘gak pake batere’ itu ‘gak keren’. Aduh…, gak bisa disalahin juga sih ya, udah budaya sih. Padahal mainan kayu atau mainan edukasi diciptakan untuk ‘menghidupkan’ imajinasi, ‘memeras’ otak lebih keras, hingga untuk melatih motorik halus dan kasar anak. Karena anak emang dituntut untuk mencari sendiri kelebihan mainan-mainan tersebut, tanpa stimulasi visual, gerak/ suara berlebihan yang biasanya ditawarkan dengan ‘sangat mudah’ oleh mainan-mainan yang pake batere. (ehm…tp kayaknya pernah dengar, mulai ada kok mainan kayu yang pake batere. Nanti deh artikelnya saya cari).

Nah…, jadi tugas para orang tua lah untuk membimbing anak untuk bisa belajar dan care dengan mainannya. Orang tua pula yang memilih mainan yang paling tepat (dalam hal ini mainan edukasi atau mainan kayu) yang sesuai dengan kebutuhan dan usia anak.

Sekedar berbagi tips (cuma berdasarkan pengalaman nih, maklum, bukan pakar), biasanya untuk mengenalkan mainan baru pada anak (baca: Akira), saya melakukannya dengan cara :

ü Saya letakkan ia di tempat dimana ia bisa melihat dengan jelas namun tidak dapat menggapai (misal di baby box).

ü Setelah itu biasanya dia bakal nangis dan ngamuk-ngamuk minta turun karena pengen ikutan megang.

ü Tapi saya cuek aja, sambil asyik sendiri bermain dengan mainan tsb. Misal meyusun kepingan puzzle, atau mengiris-iris mainan potong, mendorong-dorong mainan mobil, atau memasuk-masukkan bentuk ke kotak sorting, atau lainnya.

ü Setelah puas ngamuk dan melihat saya asyik main, biasanya ia akan menjadi lebih tenang dan memperhatikan apa yang saya lakukan.

ü Ulangi terus sampai sekiranya ia mengerti dan merekam di otaknya, apa yang harus dilakukannya dengan mainan tsb.

ü Coba berikan ia mainan tsb, dan lihat apa yang dilakukan. Umumnya sih, karena udah penasaran dari tadi, mainan bakal langsung dilempar atau dipukul-pukulkan. Tapi coba deh, ingatkan lagi padanya apa yang kita lakukan lagi. Setelah itu biasanya anak akan mulai melunak dan meng-copy satu-dua hal yang kita lakukan.

Jangan lupa, untuk memberi applause tanda penghargaan setiap ia berhasil melakukan tahapan dengan benar (tapi harus tulus ya, kalo cuma acting ia bisa tau lho). Karena hal ini bisa menjadi semacam tombol ‘enter’ untuk memasukkan data (ingatan) agar tersimpan dengan baik. Yah…kalo lupa lagi ya dipancing aja, tangannya dipegangi, trus diarahkan. Kalo anak saya sih biasanya terus senyum-senyum kalo akhirnya ingat (karena dibantu) gitu. Mungkin dibenaknya, ‘Aha! I got it, mommy…’

Tapi diatas tips semua itu, pemenangnya adalah SABAR. Walau bagaimana pun, ruang lingkup perhatian anak masih sangat terbatas. Kalo dia mulai bosan dan melakukan hal-hal ekstrim kembali pada mainannya, ya…kita sih cuma bisa tarik nafas dalam-dalam. Bisa dicoba, mainannya disimpan dulu sampai dia agak ‘lupa’, atau kalo ada bisa disuguhi mainan baru lainnya. Setidaknya, mainan kayu memiliki keterikatan emosi yang lebih baik dengan anak, jadi biasanya proses adaptasi jadi lebih cepat.

Tenang aja, seperti kata Barney…, “getting bigger-getting nicer” (anak bakal lebih manis sikapnya saat ia beranjak besar J ). Sekali lagi, tips ini cuma berdasarkan pengalaman, semoga berguna ya, untuk memotivasi agar gak cepat nyerah menstimulasi kecerdasan otak dan otot anak lewat mainan kayu / mainan edukasi.

Warm Regards,

ERICA (mom of Akira,19 mths)

Tinggalkan komentar

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
ADEKA Edu Toys & Craft CONTACT:

Produsen Mainan

Mainan Edukasi & Mainan Kayu Berkualitas ADEKA Edu Toys & Craft

Importir Woodcraft

Woodcraft Construction Kits (Puzzle Kayu 3D) Made in China ADEKA Edu Toys & Craft